10 Kesalahan Blogger Dalam Membangun Email List
5 minutes to read
Summary
- 10 Kesalahan Blogger dalam Membangun Email List (dan Cara Mengatasinya!)
- 1. Tidak Menawarkan Insentif yang Menarik
- 2. Formulir Pendaftaran yang Terlalu Ribet
- 3. Penempatan Formulir yang Tidak Strategis
- 4. Desain Formulir yang Kurang Menarik
- 5. Tidak Mengoptimalkan Halaman Terima Kasih (Thank You Page)
- 6. Tidak Menggunakan Email Marketing Software yang Tepat
- 7. Tidak Melakukan Segmentasi Email List
- 8. Tidak Melakukan Uji Coba (A/B Testing)
- 9. Tidak Konsisten dalam Mengirim Email
- 10. Tidak Memperhatikan Legalitas (GDPR, dll.)
- Kesimpulan
- FAQ (Frequently Asked Questions)
Pernah merasa sudah capek-capek bikin blog, kontennya bagus, tapi kok subscriber email list-nya gitu-gitu aja? Tenang, kamu gak sendirian! Banyak blogger mengalami hal serupa. Padahal, membangun email list itu penting banget buat menjalin hubungan dengan audiens dan meningkatkan traffic.
Nah, di artikel ini, kita bakal bahas 10 kesalahan blogger dalam membangun email list yang seringkali gak disadari. Siap bongkar kesalahan dan belajar cara memperbaikinya? Yuk, simak!
10 Kesalahan Blogger dalam Membangun Email List (dan Cara Mengatasinya!)
Banyak blogger yang melewatkan kesempatan emas untuk membangun email list yang solid. Padahal, dengan email list yang tertarget, kamu bisa langsung berkomunikasi dengan audiensmu, mempromosikan konten terbaru, dan bahkan meningkatkan penjualan. Mari kita bedah satu per satu kesalahan-kesalahan yang sering terjadi.
1. Tidak Menawarkan Insentif yang Menarik
Bayangkan kamu lagi jalan-jalan di mall. Tiba-tiba, ada yang nawarin brosur. Kira-kira, kamu bakal ambil kalau brosurnya biasa aja atau kalau ada kupon diskon yang menggiurkan?
Sama halnya dengan email list. Orang gak akan mau subscribe kalau kamu gak nawarin sesuatu yang berharga.
- Kesalahan: Hanya menawarkan newsletter biasa tanpa iming-iming apapun.
- Solusi: Berikan lead magnet yang relevan dengan niche blogmu. Contohnya: ebook gratis, checklist, template, free trial, atau diskon khusus.
2. Formulir Pendaftaran yang Terlalu Ribet
Formulir pendaftaran yang panjang dan rumit bisa bikin calon subscriber ilfeel. Mereka jadi malas mengisi data dan akhirnya batal subscribe.
- Kesalahan: Meminta terlalu banyak informasi di formulir pendaftaran.
- Solusi: Sederhanakan formulir. Cukup minta nama dan alamat email saja. Informasi lain bisa kamu kumpulkan nanti.
3. Penempatan Formulir yang Tidak Strategis
Formulir pendaftaran yang tersembunyi atau sulit ditemukan sama saja bohong. Orang gak akan subscribe kalau mereka gak tahu cara melakukannya.
- Kesalahan: Menempatkan formulir di tempat yang kurang strategis (misalnya, hanya di sidebar bawah).
-
Solusi: Tempatkan formulir di beberapa lokasi strategis, seperti:
- Di bagian atas halaman (di bawah judul artikel).
- Di akhir artikel.
- Di pop-up (dengan hati-hati, jangan sampai mengganggu pengalaman pengguna).
- Di halaman “About Me”.
4. Desain Formulir yang Kurang Menarik
Desain formulir yang membosankan dan tidak menarik bisa membuat orang mengabaikannya. Padahal, visual itu penting!
- Kesalahan: Menggunakan desain formulir yang standar dan kurang menarik.
- Solusi: Buat desain formulir yang menarik perhatian, sesuai dengan branding blogmu, dan mudah dibaca. Gunakan warna yang kontras dan call-to-action yang jelas.
5. Tidak Mengoptimalkan Halaman Terima Kasih (Thank You Page)
Halaman terima kasih adalah kesempatan emas untuk menjalin hubungan lebih lanjut dengan subscriber baru. Jangan sia-siakan!
- Kesalahan: Hanya menampilkan pesan “Terima kasih sudah subscribe” yang generik.
-
Solusi: Optimalkan halaman terima kasih dengan:
- Menyertakan tautan ke konten populer di blogmu.
- Mengundang subscriber untuk mengikuti media sosialmu.
- Menawarkan diskon khusus.
- Meminta subscriber untuk membagikan formulir pendaftaran ke teman-temannya.
6. Tidak Menggunakan Email Marketing Software yang Tepat
Mengelola email list secara manual itu ribet dan tidak efisien. Kamu butuh email marketing software yang handal untuk mengotomatiskan prosesnya.
- Kesalahan: Tidak menggunakan email marketing software atau menggunakan yang kurang tepat.
- Solusi: Pilih email marketing software yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaranmu. Beberapa opsi populer: Mailchimp, ConvertKit, AWeber, GetResponse.
7. Tidak Melakukan Segmentasi Email List
Mengirimkan email yang sama ke semua subscriber itu kurang efektif. Setiap orang punya minat dan kebutuhan yang berbeda-beda.
- Kesalahan: Tidak melakukan segmentasi email list.
- Solusi: Segmentasikan email list berdasarkan minat, demografi, atau perilaku subscriber. Dengan begitu, kamu bisa mengirimkan email yang lebih relevan dan personal.
8. Tidak Melakukan Uji Coba (A/B Testing)
Kamu gak akan tahu mana yang paling efektif kalau kamu gak melakukan uji coba.
- Kesalahan: Tidak melakukan uji coba (A/B testing) pada formulir pendaftaran, subject line email, atau call-to-action.
- Solusi: Lakukan uji coba secara teratur untuk mengetahui apa yang paling disukai oleh audiensmu.
9. Tidak Konsisten dalam Mengirim Email
Konsistensi itu penting! Kalau kamu jarang mengirim email, subscriber akan lupa dengan blogmu dan akhirnya unsubscribe.
- Kesalahan: Tidak konsisten dalam mengirim email.
- Solusi: Buat jadwal pengiriman email yang teratur (misalnya, seminggu sekali atau dua minggu sekali).
10. Tidak Memperhatikan Legalitas (GDPR, dll.)
Melanggar aturan legalitas bisa berakibat fatal. Kamu bisa kena denda atau bahkan dituntut.
- Kesalahan: Tidak memperhatikan aturan legalitas, seperti GDPR (General Data Protection Regulation) atau CAN-SPAM Act.
- Solusi: Pastikan kamu memahami dan mematuhi semua aturan legalitas yang berlaku. Dapatkan persetujuan yang jelas dari subscriber sebelum mengirimkan email. Sertakan opsi unsubscribe yang mudah di setiap email.
Kesimpulan
Membangun email list yang sukses itu butuh waktu dan usaha. Tapi, dengan menghindari 10 kesalahan blogger dalam membangun email list di atas, kamu bisa meningkatkan peluangmu untuk menjangkau audiens yang lebih luas, membangun hubungan yang lebih erat, dan mengembangkan blogmu secara signifikan.
Gimana, ada kesalahan yang pernah kamu lakukan? Atau punya tips lain yang ingin kamu bagikan? Yuk, diskusi di kolom komentar!
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa itu lead magnet?
Lead magnet adalah sesuatu yang berharga yang kamu tawarkan secara gratis kepada pengunjung website sebagai imbalan atas alamat email mereka. Contohnya: ebook, checklist, template, free trial, atau diskon khusus.
2. Berapa banyak informasi yang sebaiknya saya minta di formulir pendaftaran?
Sebaiknya, minta informasi sesedikit mungkin. Cukup nama dan alamat email saja. Semakin sedikit informasi yang kamu minta, semakin besar kemungkinan orang untuk subscribe.
3. Seberapa sering saya harus mengirim email ke subscriber saya?
Frekuensi pengiriman email yang ideal tergantung pada niche blogmu dan preferensi audiensmu. Sebagai permulaan, kamu bisa mencoba mengirim email seminggu sekali atau dua minggu sekali. Yang terpenting, tetaplah konsisten.